Kenali Ciri Anak Yang Mengalami Deprivasi Maternal
Friday, February 27, 2015
Add Comment
Kenali Ciri Anak Yang Mengalami Deprivasi Maternal - Deprivasi maternal merupakan suatu kondisi dimana anak kekurangan kaasih sayang orangtua terutama ibu. Kekurangan kasih sayang ini bisa karena intensitas pertemuan yang terlalu singkat ataupun kurangnya perhatian meskipun ibu berada di depan mata.
Menemani anak tidur
Bagi bayi dan balita, tidur bersama orangtua terutama ibu masih sangat dibutuhkan. Anak akan merasa lebih aman dan nyaman apabila ada ibu di sisi mereka saat ticur. Setelah anak berangkat dewasa, pembiasaan tidur sendiri tetap bisa dilakukan dengan cara bertahap. Misalnya terlebih dahulu menemani dan membacakan cerita bagi anak sebelum mereka tertidur. Setelah anak tidur maka orangtua bisa pindah ke kamar tidur sendiri.
Tak segan memeluk dan mencium anak untuk mengungkapkan rasa sayang. Jika ada yang berkata rasa sayang tak perlu diungkapkan, maka hal itu sepertinya tidak berlaku untuk anak. Anak akan lebih memahami ungkapan kasih sayang kedua orang tua mereka dalam bentuk pelukan, ciuman, dan kata-kata teduh yang menggembirakan. Oleh karenanya, memeluk anak tetap dapat dilakukan sampai mereka beranjak remaja.
Membuat pertemuan dengan anak lebih berkulaitas.
Deprivasi maternal tak akan sempat dialami oleh anak apabila pertemuan yang terjadi dengan kedua orangtua terutama ibu lebih berkualitas. Pertemuan setiap waktu dengan intensitas tinggi pun tak menjamin adanya kualitas jika orang tau tak mengusahakannya ada. Misalnya pada ibu bekerja bisa jadi anak justru tak mengalami deprivasi maternal karena ketika berada di rumah si ibu sangat menyayangi dan memerhatikannya. Sedangkan bisa saja ibu yang berdiam di rumah saja justru gagal menghadirkan pertemuan yang berkualitas karena rasa jenuh sehingga pengasuhan yang dilakukan tak bisa terlalu intensif.
Memerhatikan kebutuhan dan keinginan anak.
Selalu menurut maunya, tetapi mau berdiskusi tentang baik buruk satu keinginan yang dimiliki anaks ehingga ketika tidak diperbolehkanpun, si anak tetap bisa menerima dengan lapang setelah diberikan pengertian dengan rasa kasih oleh sang ibu.
Mengasuh dan mendidik anak dengan gembira
Mengasuh anak memanglah unik. Jika kita mengasuhnya dengan marah, sebal, tentu saja anak-anak akan tumbuh pula menjadi seorang pemarah. Berbalik ketika kita mengasuh anak dengan gembira maka anak juga akan tumbuh dengan gembira sehingga bisa maksimal perkembangannya.
Menyerahkan anak kepada pengasuh yang bisa memahaminya saat ibu bekerja atau bepergian.
Memilih pengasuh yang tepat untuk anak memanglah sulit karena sebenarnya pengasuh yang tepat bagi mereka adalah ibunya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Kuasa. Meskipun demikian, peran pengasuh sangat penting saat ibu bekerja di luar rumah. Pemilihan pengasuh hendaknya melibatkan kedua orangtua dan anak. Utamakanlah memilih pengasuh yang baik, sopan, dan bisa memahami keinginan anak.
Ciri-ciri Anak Mengalami Deprivasi Mental
- Mengalama keterlambatan tumbuh kembang (tumbang) baik fisik maupun psikis, seperti terlambat bicara, berjalan, dan pertumbuhan tubuh yang kurang maksimal.
- Anak rewel, suka menangis, dan tidak bisa dihentikan oleh para pengasuhnya.
- Anak suka menyendiri, sulit menjalin hubungan sosial dengan teman, dan kadang kala lebih asyik dengan teman khayalan.
- Anak sering mengalami sakit secara fisik seperti demam, menggigil, kedinginan, pusing, dan diare.
- Kembali mengalami kesulitan pada toilet training, suka mengompol, BAB di celana, dan sejenisnya padahal sebelumnya sudah bisa menyatakan keinginannya tersebut.
Mencegah dan Menangani Deprivasi Maternal
Sebagai orangtua yang memedulikan tumbuh kembang anak-anaknya, ibu seharunya bisa mencegah keadaan deprivasi maternal. Beberapa cara bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi deprivasi maternal pada anak, antara lain:Menemani anak tidur
Bagi bayi dan balita, tidur bersama orangtua terutama ibu masih sangat dibutuhkan. Anak akan merasa lebih aman dan nyaman apabila ada ibu di sisi mereka saat ticur. Setelah anak berangkat dewasa, pembiasaan tidur sendiri tetap bisa dilakukan dengan cara bertahap. Misalnya terlebih dahulu menemani dan membacakan cerita bagi anak sebelum mereka tertidur. Setelah anak tidur maka orangtua bisa pindah ke kamar tidur sendiri.
Tak segan memeluk dan mencium anak untuk mengungkapkan rasa sayang. Jika ada yang berkata rasa sayang tak perlu diungkapkan, maka hal itu sepertinya tidak berlaku untuk anak. Anak akan lebih memahami ungkapan kasih sayang kedua orang tua mereka dalam bentuk pelukan, ciuman, dan kata-kata teduh yang menggembirakan. Oleh karenanya, memeluk anak tetap dapat dilakukan sampai mereka beranjak remaja.
Membuat pertemuan dengan anak lebih berkulaitas.
Deprivasi maternal tak akan sempat dialami oleh anak apabila pertemuan yang terjadi dengan kedua orangtua terutama ibu lebih berkualitas. Pertemuan setiap waktu dengan intensitas tinggi pun tak menjamin adanya kualitas jika orang tau tak mengusahakannya ada. Misalnya pada ibu bekerja bisa jadi anak justru tak mengalami deprivasi maternal karena ketika berada di rumah si ibu sangat menyayangi dan memerhatikannya. Sedangkan bisa saja ibu yang berdiam di rumah saja justru gagal menghadirkan pertemuan yang berkualitas karena rasa jenuh sehingga pengasuhan yang dilakukan tak bisa terlalu intensif.
Memerhatikan kebutuhan dan keinginan anak.
Selalu menurut maunya, tetapi mau berdiskusi tentang baik buruk satu keinginan yang dimiliki anaks ehingga ketika tidak diperbolehkanpun, si anak tetap bisa menerima dengan lapang setelah diberikan pengertian dengan rasa kasih oleh sang ibu.
Mengasuh dan mendidik anak dengan gembira
Mengasuh anak memanglah unik. Jika kita mengasuhnya dengan marah, sebal, tentu saja anak-anak akan tumbuh pula menjadi seorang pemarah. Berbalik ketika kita mengasuh anak dengan gembira maka anak juga akan tumbuh dengan gembira sehingga bisa maksimal perkembangannya.
Menyerahkan anak kepada pengasuh yang bisa memahaminya saat ibu bekerja atau bepergian.
Memilih pengasuh yang tepat untuk anak memanglah sulit karena sebenarnya pengasuh yang tepat bagi mereka adalah ibunya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Kuasa. Meskipun demikian, peran pengasuh sangat penting saat ibu bekerja di luar rumah. Pemilihan pengasuh hendaknya melibatkan kedua orangtua dan anak. Utamakanlah memilih pengasuh yang baik, sopan, dan bisa memahami keinginan anak.
0 Response to "Kenali Ciri Anak Yang Mengalami Deprivasi Maternal"
Post a Comment