Fisiologi Kehamilan Trimester Ketiga
Saturday, May 17, 2014
Trimester Ketiga berlangsung dari kehamilan minggu ke-29 sampai bayi lahir. Ini merupakan periode di mana wanita bisa meluangkan waktu untuk mempersiapkan diri dalam persalinan yang akan datang.
Trimester ketiga merupakan periode ketika wanita mulai banyak mengalami perubahan dan rasa tidak nyaman selama kehamilan. Misalnya, sukar untuk menemukan posisi yang nyaman sewaktu tidur; lebih sering mimpi tentang kehidupan. Mimpi tentang kehilangan bayi atau melahirkan mati merupakan olahan psikologi bawah sadar dari akibat yang tidak diharapkan dan merupakan jalan untuk membawa rasa takut ini ke permukaan. ( Baca juga : Fisiologi Kehamilan Trimester Pertama dan Fisiologi Kehamilan Trimester Kedua )
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan biasanya wanita mengalami kontraksi Braxton hick – uterus mengeras dan kontraksi seperti “mencoba berjalan” untuk lahir. Kondisi ini hanya akan berlangsung selama 30 detik dan beberapa wanita tidak mengacuhkannya. Bila bayi turun ke dalam pelvis sekitar 36 minggu, calon ibu mungkin mulai merasa lebih nyaman dan napasnya menjadi lebih muda.
Sebelum datangnya bayi merupakan waktu dimana pasangan bisa berbuat segala sesuatu dan kesempatan terakhir menikmati waktu luang bersama.
Anak-anak harus dibiarkan merasa terlibat dalam kehamilan, mungkin dengan menaruh tangannya ke perut ibunya ketika perut menjadi lebih besar untuk merasakan tendangan bayi.
Anak tunggal yang biasanya menikmati perhatian dari kedua orangtuanya bisa merasa di kesampingkan, akibatnya bisa menarik diri – sebagian anak kecil yang baru bisa berjalan kembali pada tingkah laku seperti bayi lagi. Seperti tidak bicara lagi atau menggunakan popok bayi, untuk menarik perhatian orangtua mereka.
Memastikan bahwa kamar anak sudah siap dan membeli perlengkapan bayi ( seperti tempat kereta dan pelbet ), saat inilah calon ibu harus melakukannya karena calon ibu masih mempunyai banyak energi. Untuk mencegah kelelahan, wanita harus mencoba mempersiapkannya dengan bertahap. Ini juga penting bagi calon ayah agar turut terlibat sehingga ia juga siap terhadap perubahan yang akan terjadi.
Pada saat ini, pasangan bisa mendiskusikan bersama dalam membagi tugas mengurus anak kelak. Calon ayah mungkin perlu berbicara dengan atasan tentang kemungkinan rencana tugas sebagai ayah, sehingga suatu waktu mereka bisa tinggla dirumah membantu psangannya setelah kelahiran bayinya.
Umumnya kekhawatiran calon ibu waktu melahirkan pertama kali adalah apakah mereka akan mampu menahan nyeri dan apakah mereka akan kehilangan kontrol dan berteriak atau buang air besar. Mereka juga merasa sangat khawatir tentang apakah perlu di episiotomi.
Sukar untuk dibayangkan kontraksi seperti apa yang akan dirasakan, dan walaupun dibantu dengan penjelasan, tidak seluruhnya sesuai dengan pengalaman yang sesungguhnya. Kekhawatiran lain termasuk keraguan sebagai naluri ibu dan cemas tentang tidak tahu bagaimana mengurus bayi.
Penting untuk pasangan mempersiapkan diri terhadap fakta bahwa ada hal-hal yag tidak diharapkan yang harus dipikirkan.
Tanda yang nyata bahwa kelahiran sudah dekat, adalah adanya “ tanda “ berupa terlepasnya sumbat mukus yang menutupi leher rahim ( cervix ) selama kehamilan. ‘Tanda’ itu bisa berupa cairan bening, bisa bercampur darah, ini sebagai tanda bahwa kelahiran sedang dimulai dalam 12 hari kedepan. ( Baca juga : Bayi lahir Terlalu Dini ? Baca Selengkapnya )
Trimester ketiga merupakan periode ketika wanita mulai banyak mengalami perubahan dan rasa tidak nyaman selama kehamilan. Misalnya, sukar untuk menemukan posisi yang nyaman sewaktu tidur; lebih sering mimpi tentang kehidupan. Mimpi tentang kehilangan bayi atau melahirkan mati merupakan olahan psikologi bawah sadar dari akibat yang tidak diharapkan dan merupakan jalan untuk membawa rasa takut ini ke permukaan. ( Baca juga : Fisiologi Kehamilan Trimester Pertama dan Fisiologi Kehamilan Trimester Kedua )
Perubahan Fisik
Terjadinya perubahan terutama pada berat badan, akibat pembesaran uterus dan sendi panggul sedikit mengendor menyebabkan calon ibu sering kali mengalami nyeri pinggang.Pada minggu-minggu terakhir kehamilan biasanya wanita mengalami kontraksi Braxton hick – uterus mengeras dan kontraksi seperti “mencoba berjalan” untuk lahir. Kondisi ini hanya akan berlangsung selama 30 detik dan beberapa wanita tidak mengacuhkannya. Bila bayi turun ke dalam pelvis sekitar 36 minggu, calon ibu mungkin mulai merasa lebih nyaman dan napasnya menjadi lebih muda.
Waktu Bebas
Seringkali pada kehamilan 32 minggu, banyak pegawai wanita bingung antara berhenti bekerja atau meneruskan kerja hingga waktu kelahiran bayinya tiba. Beberapa wanita secara kreatif mencoba hobi baru atau membaca buku meskipun sebelumnya tidak punya waktu untuk melakukannya.Sebelum datangnya bayi merupakan waktu dimana pasangan bisa berbuat segala sesuatu dan kesempatan terakhir menikmati waktu luang bersama.
Ikatan Dengan Fetus
Dengan lebih banyak waktu luang memungkinkan wanita mempunyai kesempatan menghabiskan waktu memikirkan bayinya. Ini merupakan bagian penting dalam proses ikatan dengan fetus. Sampai usia 6 bulan, pendengaran fetus telah sepenuhnya berkembang dan sejumlah calon orangtua mencoba untuk menstimulasi bayi yang belum lahir dengan membaca, musik, dan bicara dengan janinnya.Anak Lain
Selama trimester ketiga, pasangan yang telah menjadi orang tua sebelumnya harus mempesiapkan anak lain dan juga bayi yang akan lahir. Anak kecil perlu persiapan dengan hati-hati dan sensitif bila mereka akan menjadi seorang kakak.Anak-anak harus dibiarkan merasa terlibat dalam kehamilan, mungkin dengan menaruh tangannya ke perut ibunya ketika perut menjadi lebih besar untuk merasakan tendangan bayi.
Anak tunggal yang biasanya menikmati perhatian dari kedua orangtuanya bisa merasa di kesampingkan, akibatnya bisa menarik diri – sebagian anak kecil yang baru bisa berjalan kembali pada tingkah laku seperti bayi lagi. Seperti tidak bicara lagi atau menggunakan popok bayi, untuk menarik perhatian orangtua mereka.
Persiapan Praktis
Menjelang akhir kehamilan banyak wanita mengalami “naluri membuat sarang”, ketika mereka merasakan energi dan minatnya yang tiba-tiba untuk mempersiapkan rumahnya bagi bayi yang akan hadir.Memastikan bahwa kamar anak sudah siap dan membeli perlengkapan bayi ( seperti tempat kereta dan pelbet ), saat inilah calon ibu harus melakukannya karena calon ibu masih mempunyai banyak energi. Untuk mencegah kelelahan, wanita harus mencoba mempersiapkannya dengan bertahap. Ini juga penting bagi calon ayah agar turut terlibat sehingga ia juga siap terhadap perubahan yang akan terjadi.
Keputusan Bersama
Calon orangtua harus membuat keputusan penting bersama – misalnya memilih nama bayi. Mereka harus mencari satu nama yang disepakati bersama yang cocok untuk anak sepanjang hidup. Untuk banyak orang, sebuah nama membangkitkan kesan khusus atau watak dan calon orang tua mengharapan nama yang mereka pilih cocok untuk anaknya.Pada saat ini, pasangan bisa mendiskusikan bersama dalam membagi tugas mengurus anak kelak. Calon ayah mungkin perlu berbicara dengan atasan tentang kemungkinan rencana tugas sebagai ayah, sehingga suatu waktu mereka bisa tinggla dirumah membantu psangannya setelah kelahiran bayinya.
Khawatir
Ketika waktunya sudah dekat biasanya untuk pertama kali calon orangtua akan merasa khawatir dan ketakutan tentang hal yang akan dialaminya; calon orangtua untuk keduakalinya dengan pengalaman kelahiran pertama yang sukar, juga bisa menjadi khawatir.Umumnya kekhawatiran calon ibu waktu melahirkan pertama kali adalah apakah mereka akan mampu menahan nyeri dan apakah mereka akan kehilangan kontrol dan berteriak atau buang air besar. Mereka juga merasa sangat khawatir tentang apakah perlu di episiotomi.
Sukar untuk dibayangkan kontraksi seperti apa yang akan dirasakan, dan walaupun dibantu dengan penjelasan, tidak seluruhnya sesuai dengan pengalaman yang sesungguhnya. Kekhawatiran lain termasuk keraguan sebagai naluri ibu dan cemas tentang tidak tahu bagaimana mengurus bayi.
Persiapan Rencana Kelahiran
Mendapatkan banyak informasi yang benar banyak pilihan untuk membantu pasangan supaya percaya diri menghadapi pengalaman yang akan dialami dan lebih bisa mengendalikan diri. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk: apakah pasangan lebih suka melahirka ( partus ) di rumah sendiri atau di rumah sakit, apakah calon ibu ingin menggunakan obat penghilang rasa sakit selama kelahiran dan apakah bayi yang akan lahir akan disusui.Penting untuk pasangan mempersiapkan diri terhadap fakta bahwa ada hal-hal yag tidak diharapkan yang harus dipikirkan.
Pelajaran Mengasuh Bayi
Wanita bisa sangat membutuhkan bacaan tentang kehamilan dan kelahiran dan mereka lebih banyak membaca untuk mempelajari bagaimana mengurus bayi yang baru lahir. Sayangnya, bila mereka telah mempunyai bayi, hanya ada sedikit waktu untuk membaca. Trimester akhir merupakan waktu yang tepat untuk mendapatkan pengalaman mengurus bayi dari anak seorang teman.Menuju Persalinan ( Partus )
Wanita bisa kecewa bila tanggal persalinan yang mereka harapkan meleset dan masih tidak ada tanda-tanda akan melahirkan. Hanya sekitar 5% bayi yang lahir tepat dengan waktu perkiraan. Wanita bisa depresi bila kehamilannya berlangsung lebih lama dari perkiraan.Tanda yang nyata bahwa kelahiran sudah dekat, adalah adanya “ tanda “ berupa terlepasnya sumbat mukus yang menutupi leher rahim ( cervix ) selama kehamilan. ‘Tanda’ itu bisa berupa cairan bening, bisa bercampur darah, ini sebagai tanda bahwa kelahiran sedang dimulai dalam 12 hari kedepan. ( Baca juga : Bayi lahir Terlalu Dini ? Baca Selengkapnya )